Jurnal Penelitian II
Rabu, November 09, 2011 | Author: Beti Riawati
PEMANFAATAN BENDA-BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN KEMAMPUAN TILIKAN RUANG SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
(Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Gugus I di  Kecamatan Pandrah Kabupaten
Bireuen, Provinsi Aceh Tahun Ajaran 2010/2011)

Oleh: Ety Mukhlesi Yeni

ABSTRAK

Dilatarbelakangi oleh begitu pentingnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika terutama geometri dan kemampuan siswa dalam tilikan ruang, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep geometri dan kemampuan tilikan ruang siswa, sehingga diberikan perlakuan pembelajaran   matematika   dengan   memanfaatkan   benda-benda   manipulatif   pada   pendekatan konstruktivisme dan tahapan geometri Van Hiele. Dengan menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes kelompok kontrol tanpa acak. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pandrah, Kabupaten Bireuen yang terdiri dari tiga sekolah dengan level tinggi, sedang dan rendah selama lima kali pertemuan, dengan populasi penelitian adalah semua siswa kelas V SDN  Gugus  I.  Berdasarkan  hasil  analisis  data  dapat  disimpulkan  bahwa  terdapat  perbedaan peningkatan pemahaman konsep geometri dan kemampuan tilikan ruang antara siswa yang belajar matematika  memanfaatkan  benda-benda  manipulatif  dengan  yang  memperoleh  pembelajaran konvensional, serta tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dengan faktor level sekolah terhadap  pemahaman  konsep  geometri  dan  kemampuan  tilikan  ruang  siswa.  Dengan  demikian pembelajaran   matematika   dengan   memanfaatkan   benda-benda   manipulatif   dapat   menjadi alternatif   model   pembelajaran   yang   dapat   diterapkan   dalam   upaya   meningkatkan   kualitas pendidikan.


Kata Kunci: Benda-Benda  Manipulatif,  Pendekatan  Konstruktivime,  Teorema  Geometri  Van
Hiele, Pemahaman Konsep Geometri, dan Kemampuan Tilikan Ruang.

Selengkapnya dapat dilihat di
http://jurnal.upi.edu/file/7-Ety_Mukhlesi_Yeni.pdf
|
This entry was posted on Rabu, November 09, 2011 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

1 komentar:

On 9 November 2011 pukul 13.10 , Beti Riawati mengatakan...

Konsep pembelajaran Matematika umumnya memang bersifat abstrak sehingga sangat sulit untuk dipahami anak-anak sekolah dasar. Geometri merupakan salah satu konsep mata pelajaran yang bersifat abstrak, akan tetapi konsep-konsep geometri dapat diwujudkan dengan cara semi konkrit maupun konkrit. Karena, materi geometri dipandang sulit, sehingga perlu dibantu dengan alat visual berupa alat peraga atau media belajar yang lainnya. Semua itu bertujuan agar dapat membantu siswa memahami materi geometri dengan visualisasi yang lebih konkrit. Sehingga, siswa tidak sekedar memahami dengan imajinasi saja tetapi juga melalui penemuan secara empirik. Melalui benda-benda konkrit (alat peraga) tersebut diharapkan siswa dapat belajar sambil bermain sehingga siswa dapat secara aktif belajar dengan aktifitas yang menyenangkan. Dengan demikian siswa dapat mengatasi kesulitan dalam memahami konsep matematika yang kebanyakan bersifat abstrak.

Dengan dilakukan penelitian ini sangat berdampak positif karena dapat merubah praktek pembelajaran matematika yang selama ini cenderung masih berorientasi pada pencapaian target kurikulum yang proses pembelajarannya masih menempatkan guru sebagai sumber pengetahuan dan sangat jarang ditemukan siswa terlibat dengan aktivitas dalam proses belajar. Selain itu juga proses pembelajaran selama ini sangat jarang digunakan alat peraga sederhana yang memadai untuk menjembatani siswa memahami konsep yang dipelajari. Jadi guru hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa. Dan dari pihak sekolah, diharapkan dapat menyediakan berbagai benda-benda manipulatif yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Benda-benda manipulatif tersebut tidak harus dibeli, namun dapat juga sebagai tugas atau pekerjaan rumah siswa dengan kreasi masing-masing. Karena dengan adanya fasilitas belajar yang memadai diharapkan pembelajaran akan berlangsung dengan menarik, sehingga akan menarik minat dan motivasi siswa untuk belajar lebih giat dan serius.